SDN 011 NUNUKAN

BU LAILA ANGGRAINI, S. Pd. SD KEPALA SDN 011 NUNUKAN.

SDN 011 NUNUKAN

OKTAVIANUS ( Staff Tata Usaha Sekolah )

SDN 011 NUNUKAN

Ekstrakurikuler Siswa

SDN 011 NUNUKAN

Keluarga Besar SDN 011 Nunukan

SDN 011 NUNUKAN

TUMINI, S.Pd.SD Guru Kelas V A

SDN 011 NUNUKAN

Kegiatan Persami Gudep SDN 011 Nunukan.

SDN 011 NUNUKAN

Pelatihan Kit IPA

SDN 011 NUNUKAN

Pra Jambori 100 Th Pengakap Negeri Sabah 2012.

SDN 011 NUNUKAN

Sriady Faisal, S. Pd. Wali Kellas VI A

SDN 011 NUNUKAN

Staff dan Dewan Guru SDN 011 Nunukan

Kamis, 20 Juni 2013

Ingin Anak Kita Cerdas?

Ini Faktor yang Harus Diperhatikan...

Anak merupakan anugrah terbesar dari Tuhan yang harus dijaga sebaik mungkin. Anak yang mendapatkan perhatian serta kasih sayang yang cukup cenderung memiliki sikap yang baik dan cerdas.

 

Masa depan bangsa dan negara dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang. Semakin baik kepribadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa. Begitu pula sebaliknya, apabila kepribadian anak tersebut buruk maka akan bobrok pula kehidupan bangsa yang akan datang.

Setiap anak merupakan individu unik yang berbeda. Oleh karena itu, anak-anak butuh stimulasi yang tepat dan sesuai dengan potensi bakat, karakter dan gaya belajar mereka, sehingga dapat menyerap, mengolah informasi dan mengembangkan potensinya secara optimal.

Dengan mengenali bakat, karakter dan gaya belajar anak sejak dini, diharapkan orang tua akan lebih mudah memberikan stimulasi dan pengarahan yang tepat dalam mengoptimalkan kecerdasan anak.

Semua orang tua pasti mendambakan anak yang fisiknya sehat dan otak yang cerdas. Orang tua punya tanggung jawab yang besar dalam membentuk kecerdasan otak anak sejak dini, salah satu caranya adalah dengan cara memenuhi nutrisi dan menciptakan lingkungan yang harmonis.

Namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan anak. Apa sajakah itu? Berikut faktor yang harus diperhatikan tentang kecerdasan anak:

1. Kegiatan fisik
Anak yang fisiknya kuat akan memiliki otak yang sehat dan cerdas. Oleh karena itu, jangan batasi aktivitas anak demi kesehatan fisik dan perkembangan otaknya. Anak masih terlalu dini untuk melakukan olahraga khusus yang berat, dirinya hanya perlu lebih aktif ketika bermain bersama teman-temannya di luar ruangan.

2. Tidur
Anak membutuhkan istirahat dan tidur malam yang baik agar otaknya dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Sejak bayi lahir hingga tumbuh menjadi anak usia sekolah, harus memiliki rutinitas tidur yang konsisten setiap harinya

3. Kesempatan belajar
Jika orangtua mendambakan anak yang cerdas, ajarkan anak untuk belajar sejak dini untuk menstimulasi perkembangan otaknya. Ajarkan anak Anda untuk mengenal huruf dan angka serta sediakan berbagai macam buku, alat musik, mainan dan perlengkapan seni.

4. Ikatan orang tua
Sebuah hubungan yang positif dan harmonis antara kedua orangtua memungkinkan seorang anak merasa aman dan disayangi. Hal ini membuat anak lebih percaya diri dan suasana keluarga yang nyaman mendukung perkembangan otak yang sehat. Di sisi lain anak-anak yang tinggal dalam lingkungan keluarga yang kurang harmonis, akan merasa tidak aman, takut-takut, dan bingung ketika bertemu dengan orang baru.

5. Makanan
Perkembangan otak anak tentunya sangat dipengaruhi oleh nutrisi dari makanan yang dikonsumsinya. Pastikan anak mendapatkan ASI eksklusif sampai usia 2 tahun, kemudian berikan makanan yang bergizi tinggi seperti telur, ayam, ikan, sayuran dan buah-buahan dan jangan sering-sering memberikan makanan junk food kepada anak karena akan memicu obesitas.

6. Trauma
Trauma dapat menimbulkan efek negatif terhadap perkembangan otak bayi dan anak-anak. Contoh trauma yang biasanya terjadi pada anak usia dini termasuk selamat dari bencana alam, kehilangan anggota keluarga, dan mengalami penyakit kronis. Trauma juga dapat terjadi jika anak mengalami pelecehan seksual, kemiskinan, atau memiliki orang tua pecandu alkohol atau narkoba. Anak yang mengalami trauma akan menghadapi masalah seperti perubahan pola makan, tidur, perubahan perilaku, serta kesulitan bergaul dengan teman-temannya.

Dukung dan dampingi anak kita agar dirinya terbebas dari trauma. Jika trauma tetap bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama, sebaiknya membawa anak menemui ahli psikologi agar anak terhindar dari gangguan otak akibat trauma yang kronis.

(Dikutip dari berbagai sumber : kesekolah.com)

Exchange Link